Fraud Tree
Pada bagan diatas fraud tree dapat dibagi 3 bagian besar
yaitu, Corruption (Korupsi), Asset Misapropriation (Penyalahgunaan Aset), dan Financial
Statement Fraud (Penyelewengan Laporan Keuangan).
1. Corruption
Korupsi disini
merupakan penyalahgunaan wewenang suatu karyawan. Pelaku dalam fraud ini
biasanya dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jabatan/kedudukan tinggi di
organisasi tersebut. Contohnya banyak terjadi di Indonesia para pejabat negara
yang memiliki kedudukan melakukan korupsi. Dalam korupsi ada 4 sub yaitu :
a.
Conflict of Interest (Konflik Kepentingan)
Konflik kepentingan ini terjadi ketika seorang
karyawan bertindak atasnama pihak ketiga dalam pekerjaanatau memiliki
kepentingan pribadidalam pekerjaannya. Contoh, seorang karyawan bekerja di
perusahaan sebagai staff pembelian, namun dia juga merupakan pemilik perusahaan
pemasok. Karyawan tersebut dapat menjadikan perusahaannya sebagai pemasok dan
mengadakan transaksi pembelian dalam jumlah besar. Transaksi ini jelas ada
kepentingan pribadi pada karyawan tersebut.
b.
Bribery (Penyuapan)
Penyuapan biasanya dilakukan agar dapat menghindari
prosedur yang terkesan berbelit-belit. Penyuapan merupakan suatu
penawaran/pemberian sesuatu yang bernilai untuk mempengaruhi seseorang dalam
melakukan kewajiban/pekerjaannya. Contoh, seorang karyawan menawarkan uang
tunai kepada auditor agar memberikan opini yang baik pada laporan keuangan nya.
c.
Illegal Gratuities (Gratifikasi)
Pemberian atau permohonan untuk menerima sesuatu yang
bernilai atas tindakan yang resmi. Kasus ini hampir samadengan penyuapan namun
perbedaan nya, illegal gratuitiesini terjadi setelah tindakan resmi itu
terjadi. Contoh, seorang guru memberikan hadiah kepada kepala sekolah,dengan
harapan dia mendapatkan penghargaan guru teladan dan mendapatkan bonus.
d.
Economic Extortion (Pemerasan secara ekonomi)
Pemerasan secara ekonomi merupakan penggunaan ancaman
atau tekanan secara ekonomi terhadap seseorang atau organisasi, untuk
mendapatkan sesuatu yang bernilai. Contoh, seorang staff pembelian mengancam
pemasok untuk memberikan uang tunai kepada dia, agar perusahaan staff tersebut
tidak berpindah membeli barang dari pemasok lain. Jika pemasok tersebut tidak
menuruti, otomatis penjualan dia akan
berkurangdan merugi secara ekonomi.
2. Asset
Misappropriation (Penyalahgunaan Aset)
Penyalahgunaan
aset merupakan pengambilan nilai aset secara illegal atau sering disebut
penggelapan. Penyalahgunaan aset dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung demi keuntungan si pelaku. Penyalahgunaan aset ini biasanya dilakukan
dengan 3 cara antara lain :
a.
Skimming
Dalam skimming uang/kas dijarah sebelum masuk ke
perusahaan secara fisik.
b.
Cash Lancery
Berbeda dengan skimming, pada cash lancery ini kas
dijarah pada saat telah masuk ke perusahaan secara fisik.
c.
Fraudulent Disbursement
Pada fraud ini para pelaku melakukan trik agar
perusahaan mengeluarkan uang secara tidak benar. Ada beberapa jenis fraudulent
disbursement antara lain:
·
Billing Schemes : perusahaan mengeluarkan uang
berdasarkan faktur fiktif untuk barang/jasa yang dibelinya, atau me-mark up
nilai fakturnya, atau faktur untuk keperluan pribadi.
·
Payroll Schemes : perusahaan melakukan klaim
kompensasi berdasarkan data yang tidak seharusnya. Hal ini dapat berupa ghost
employee atau karyawan fiktif.
·
Check Tampering : menukar dana perusahaan dengan
mengubah dana pada suatu bank, atau mencuri cek yang ditujukan kepadapihak
lain.
·
Register Disbursement Schemes : memasukan input
yang salah pada cash register untuk menutupi uang yang diambil pelaku.
3. Financial
Statement Fraud (Penyelewengan Laporan Keuangan)
Fraud ini
berkenaan dalam penyajian laporankeuangan perusahaan. Fraud ini, perusahaan
melakukan penyajian laporan keuangan tidak sesuai dengan faktanya. Biasanya
dilakukan untuk mempengaruhi pajak terutang dan mempengaruhi agar investor
tertarik menanamkan modal di perusahaan nya. Penyajiannya biasanya pada bagian
aset dan pendapatan yang lebih tinggi daripada aslinya, ataupun aset dan
pendapatan yang lebih rendah daripadaaslinya. Karena akun itu yang menjadi
acuan sebagian besar pihak yang menggunakan informasi pada laporan keuangan
tersebut.
5 Komponen Internal Control
Menurut COSO
Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdapat 5
komponen :
1. Control
Environment (Lingkungan Pengendalian)
Lingkungan
Pengendalian adalah dasar bagi empat pengendalian lainnya. Komponen ini
menentukan arah perusahaan memengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen
dan karyawan. Beberapa elemen penting
dari lingkunganpengendalian :
a.
Integritas dan nilai etik
b.
Struktur organisasi
c.
Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit
d.
Filosofi manajemen dan siklus operasionalnya
e.
Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan
otoritas
f.
Metode manajemen untuk menilai kinerja
g.
Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh
badan pemerintah
h.
Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola
sumber daya manusianya.
SAS 78 mensyaratkan agar auditor mendapatkan
pengetahuan yang memadai untuk memulai sikap dan kesadaran manajemen
perusahaan, dewan direksi, dan pemilik mengenai pengendalian internal.
2. Risk
Assessment (Penilaian Resiko)
Perusahaan
melakukan penilaian resiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola
berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan. Resiko yang relevan
dengan laporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern
yang secara negatif dapat mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat,
mengelola, dan melaporkan data keuangan. Resiko dapat muncul atau berubah
berdasar kondisi berikut :
a.
Perubahan dalam lingkungan operasional
b.
Personil baru
c.
Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d.
Teknologi yang baru
e.
Lini produk
f.
Restrukturisasi organisasi
g.
Memasuki pasar asing
h.
Standar akuntansi baru
SAS 78 mensyaratkan agar auditor memiliki
pengetahuanyang cukup atas prosedur penilaian perusahaan untuk memahami
bagaimanapihak manajemen mengidentifikasi,membuat prioritas,serta mengelola
berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan
3. Information
dan Comunication (Informasi dan Komunikasi)
Informasi dan
komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan,dan pertukaran informasi
dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawabnya. Kualitas
informasi yang dihasilkan SIA berdampak
pada kemampuan manajemen untuk mengambil
keputusan dan tindakan dalam hubungannya denga operasional perusahaan. SAS 78 mensayratkan
auditor harus memperoleh pengetahuan yang memadai mengenai sistem informasi perusahaan untuk
memahami :
a.
Jenis transaksi yang penting bagi laporan
keuangan
b.
Catatan dan akun yang digunakan dalam memproses
transaksi penting
c.
Tahapan pemrosesan transaksi hingga membentuk
laporan keuangan
d.
Proses laporan keuangan yang digunakan
4. Monitoring
(Pengawasan)
Pengawasan
adalah proses yang menentukan dan menilai kualitas kinerja pengendalian intern
apakah berfungsi seperti yang dimaksudkan. Pengawasan tersebut mencakup
penentuan oprasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan. Auditor
internal dapat mengawasi aktivitas entitas dalam bentuk prosedur yang terpisah.
Mereka mengumpulkan bukti melalui pengujian pengendalian, kemudian melaporkan
kelebihan dan kekurangan pengendalian kepada manajemen. Serta memberikan
rekomendasi untuk perbaikan kepada manajemen.
5. Control
Activities (Aktifitas Pengendalian)
Aktifitas Pengendalian adalah berbagai kebijakan dan
prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah
diambil untuk mengatasi resiko perusahaan yang telah diidentifikasi.
Pengendalian
Komputer
1.
General Control (Pengendalian Umum)
Perhatian pada keseluruhan
perusahaan, seperti perhatian atas pusat data, basis data perusahaan,
pengembangan sistem, dan pemeliharaan program. Tujuan pengendalian umum lebih
menjamim integritas data yang terdapat didalam sistem komputer dan sekaligus
meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan
pemrosesan data. Pengendalian umum digolongkan menjadi beberapa golongan:
a.
Pengendalian Organisasi dan Otorisasi
Secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan
antara pengguna sistem operasi dan administrator sistem. Dan juga pengguna
hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah mendapat otorisasi dari
administrator.
b.
Pengendalian Operasi
Operasi sistem dalam perusahaan juga memerlukan pengendalian
untul memastikan sistem informasi tersebut dapat beroprasi sesuai yang
diharapkan.
c.
Pengendalian Perubahan
Perubahan pada sistem operasi harus dikenadlikan,
termasuk pengendalian versi dari sistem informasi tersebut,catatan perubahan
versi, serta manajemen perubahan atas sistem informasi tersebut.
2.
Application Control (Pengendalian Aplikasi)
Pengendalian aplikasi untuk
memastikan integritas sistem tertentu. Pengendalian aplikasi adalah prosedur pengendalian
yang didesain manajemen untuk meminimalkan resiko terhadapaplikasi yang
diterapkan perusahaan agar berjalan dengan baik. Tujuan dari pengendalian
aplikasi untuk memastikan bahwa di-input secara benar kedalamaplikasi, diproses
secara benar dan terdapat pengendalian yang memadai terhadap output yang
dihasilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar